Selasa, 30 Agustus 2011

= MOHON DUKUNGAN DAN PARTISIPASI

Time
Tuesday, August 30 at 12:00am - August 31 at 12:00am

Location
di HALAMAN FACEBOOK : http://www.facebook.com/album.php?aid=106633&id=1197141376

Created By

More Info
Saya mengundang Bapak- Bapak, Ibu- Ibu, dan Sodara-Sodara untuk menyimak pameran karya-karya lukisan saya “PLURAL PAINTING”.

Tempat di halaman FACEBOOK:
silakan klik http://www.facebook.com/album.php?aid=106633&id=1197141376
sedangkan karya dalam resolusi lebih baik dan jumlah karya lebih lengkap di :
1. http://wahyustudio.blogspot.com/2009/07/blog-post_2487.html
2. http://wahyustudio.blogspot.com/2009/07/blog-post_2350.html
3. http://wahyustudio.blogspot.com/2009/07/blog-post_02.html

SARASEHAN BUDAYA :
“MENYOROT KEHIDUPAN SENI LOKAL INDONESIA”
sebagai rangkaian acara pameran

tempat : di HALAMAN FACEBOOK
silakan klik di http://www.facebook.com/photo.php?pid=2056814&l=da3e0223eb&id=1197141376

___________________________________________________________

KONSEP KARYA :
Berkesenian adalah salah satu bagian dari perjalanan spiritual. Untuk memahami jalan spiritulitas ini,barangkali akan lebih mudah jika lebih dulu kita memahami sedikit filsafat Karl Jaspers. Dengan filsafat metafisikanya, Jaspers berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti “Siapa saya ?”, “Darimana saya ?”, “Apa tujuan manusia ?”, “Apakah Tuhan ada ?”, ataukah “Apakah Tuhan hanya suatu ide dari manusia ?”.


Bukan tempatnya di sini untuk mengupas filsafat metafisika ini secara panjang lebar. Namun, sesuai dengan kepentingan tulisan ini, perlu dikemukakan bahwa filsafat Karl Jaspers berkisar pada tiga kata, yakni “transendensi”, “eksistensi”, dan “chiffer”. Transendensi adalah nama untuk keilahian yang tersembunyi. Eksistensi adalah manusia yang berhadapan dengan transendensi. Chiffer adalah simbol-simbol yang berisi “pesan – pesan Tuhan” yang harus dibaca oleh manusia.

Chiffer adalah tanda-tanda rahasia yang ditulis oleh Tuhan yang masih diliputi misteri. Makna chiffer harus dicari sendiri oleh eksistensi. Bagi Jaspers, wahyu Ilahi tidak hanya terbatas pada periode tertentu saja dalam sejarah. Baginya, segala sesuatu adalah “wahyu”, karena segala sesuatu berbicara tentang Tuhan.. Chiffer-chiffer terdapat di dalam alam, sejarah, kesusastraan, seni, kitab suci, teologi, mitos, filsafat, dan lain-lain.


Keilahian berbicara melalui chiffer-chiffer dalam alam, sejarah, dan manusia sendiri. Tidak semua manusia bisa mendengan bahasa ini. Hanya mereka yang “terbuka” untuk ini yang yang bisa mendengarkan. “Terbuka” di sini, menurut hemat saya, adalah terbukanya aspek intuisi.

Intuisi, secara umum, adalah suatu pencerahan dari Ilahi yang diberikan kepada setiap manusia selaku khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Pencerahan dari Ilahi ini berbeda-beda pada setiap manusia, sesuai dengan sifat manusia yang khas dan unik. Untuk itu ia harus memiliki intuisi yang kuat, agar mampu memahami pencerahan-pencerahan yang dikaruniakan kepadanya, dengan cara menjernihkan hati dari pengaruh hawa nafsu. Untuk menjernihkan hati ini jalan yang terbaik adalah dengan mempelajari ajaran Tuhan yang tertulis dalam kitab suci sebagai rujukan utama, setelah itu memahami dan menghayati kenyataan alam. Yang perlu difahami bahwa intuisi ini tidak jarang bertentangan dengan pikiran dan perasaan. Jika seseorang dalam bersikap dan berbuat lebih condong mengikuti “suara” pikiran atau perasaannya, apalagi jika keduanya telah disusupi oleh hawa nafsu, maka “suara” intuisi ini menjadi kabur . Jika hal ini terjadi, maka manusia tersebut akan lemah dalam mengemban tugas dari Ilahi yang telah diamanatkan kepadanya melalui intuisi.


Mendengarkan bahasa chiffer merupakan pengalaman mistis.. Ia betul-betul ada dan dialami oleh manusia, tetapi tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tetapi manusia harus memanifestasikan atau menkomunikasikan pengalaman spiritualnya ini demi kepentingan orang lain. Untuk itu diciptakan bahasa ke dua sebagai media perantara bahasa pertama. Yang dimaksud bahasa pertama tersebut adalah chiffer-chiffer itu. Namun, bahasa ke dua ini pun juga tidak bisa dipahami oleh kebanyakan orang, karena masih berbentuk chiffer-chiffer, yakni chiffer-chifer yang diciptakan oleh manusia. Untuk itu, diciptakan lagi bahasa ke tiga, yakni bahasa yang bisa dimengerti oleh semua orang.


Seorang seniman semestinya bisa membuka diri bagi pengalaman spiritual seperti itu. Dan kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa ke dua, yaitu bahasa estetika. Sedangkan para apresiator atau kritikus seni menterjemahkan lagi ke dalam bahasa ke tiga supaya bisa dimengerti oleh dirinya dan masyarakat kebanyakan.


Pada saat berkarya,selain harus menjernihkan hati, saya tidak membatasi diri pada aliran, style, wilayah etnis, atau yang lain. Saya harus mampu menembus batas tembok-tembok tersebut. Justru temuan-temuan para pelopor, produk-produk budaya berbagai macam etnis dan periode jaman merupakan referensi yang sangat berharga. Semua itu akan mempermudah simbolisasi dari chiffer-chiffer yang ditangkap oleh intuisi. Karena untuk menterjemahkan bahasa chiffer kedalam bahasa ke dua, dibutuhkan keluasan dan kebebasan.


Untuk melukis dengan landasan intuisi ini, saya tidak perlu menyiibukkan diri untuk mencari-cari kekhasan agar menghasilkan karya yang berbeda dengan karya pelukis lain. Saya cukup mengikuti getaran intuisinya. Lantas bagaimana dengan persoalan jati diri dan kreatifitas ? Menurut hemat saya, kedua aspek itu akan muncul dengan sendirinya, tanpa perlu dicari-cari. Karena sebenarnya kedua hal tersebut hadir bukan kareana rekayasa. Jati diri dibentuk oleh naluri pribadi. Setelah seorang pelukis dengan intens mengikuti intuisinya, secara otomatis jati diri akan tampak pada setiap karyanya. Sedangkan kreatifitas juga akan mengikuti, karena dari intuisi akan selalu muncul gagasan-gagasan yang bersifat aktual, kontekstual, dan orisinal.



PLURAL PAINTING


Dengan uraian di atas, saya mencoba untuk mengusung diskursus plural painting dalam beraktifitas seni. Melukis bagi saya adalah sebuah proses meditasi. Ia merupakan proses pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang saya gunakan berpijak pada gagasan PLURAL PAINTING. Artinya, untuk untuk menampilkan idiom-idiom agar relative bias mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi saya, maka saya mempergunakan idiom-idiom yang bersifat :

Multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.

Sebelum membahas lebih jauh, perlu saya jelaskan terlebih dahulu istilah naluri alam, naluri pribadi ,gerak hidup dan intuisi. Naluri alam adalah suatu sistem yang diciptakan oleh Tuhan untuk mengatur alam semesta beserta kehidupannya. Naluri alam ini terbagi menjadi dua macam, yakni naluri makro dan naluri mikro. Naluri makro mengatur sistem interaksi antar elemen-elemen alam semesta. Sedangkan naluri mikro mengatur sistem dalam diri tiap-tiap elemen alam. Dengan begitu, elemen-elemen alam tadi bisa dikenali dan disebut jenisnya. Misalnya, elemen yang bernama matahari, bulan , planet, gunung, laut, manusia, pohon, hewan, dan lain-lain. Masing-masing elemen tersebut masih memiliki nama yang lebih spesifik. Misalnya planet bumi, pohon beringin, hewan kuda, dan lain-lain.


Masing-masing elemen itu juga memiliki perbedaan karakter yang khas dan unik. Perbedaan karakter ini disebabkan masing-masing elemen tersebut memiliki naluri pribadi.

Dari naluri mikro dan naluri pribadi inilah maka sewajarnya bila sapi melahirkan anak sapi. Dan masing-masing anak sapi dari induk yang sama memiliki karakter yang berbeda-beda.

Naluri alam memiliki dua sifat , yaitu ada yang konstan (statis) dan dinamis. Sifat konstan berfungsi untuk menjaga keteraturan, keseimbangan, dan harmoni. Contoh sifat konstan dari naluri alam :

• Setiap elemen alam yang ‘ada’ pasti diawali ‘tidak ada’,

• Setiap elemen alam tidak ada yang bersifat tunggal,

• Setiap elemen alam tidak bisa lepas dari fitrahnya, dan sebagainya.

Seandainya ada salah satu elemen alam yang menyalahi nalurinya pasti akan mengakibatkan rusaknya sistem kehidupan. Oleh sebab itu, meski manusia dikaruniai akal dan pikiran sehingga bisa berkehendak, tapi kehendak itu hanyalah semu semata. Betapapun besarnya sebuah kehendak yang dimiliki oleh seorang manusia, ia tidak akan bisa bebas terwujud, tapi akan tunduk pada gelombang naluri alam.

Pasangan dari sifat naluri alam yang statis adalah dinamis; yaitu adanya perubahan dan perkembangan yang dimiliki oleh setiap elemen alam. Perubahan dan perkembangan ini bisa kita saksikan pada perubahan bentuk dan keadaan. Salah satu contohnya adalah peradaban dan kebudayaan manusia , yang selalu berubah dan berkembang dari jaman ke jaman, dari generasi ke generasi. Perubahan dari elemen alam ini disebabkan oleh gerak hidup dari naluri alam.

Gerak hidup adalah sesuatu yang misteri, yang tidak bisa dipahami dan diketahui dengan pasti. Ia hanya bisa dirasakan dorongan dalam hati. Hanya orang-orang yang dikaruniai Tuhan saja yang mampu menafsirkan. Dan “rasa” dari gerak hidup itu hanya bisa tertangkap bila perasaan dan pikiran terendapkan, baik melalui proses meditasi atau pada saat perasaan dan pikiran terheningkan sejenak.


Dalam berkarya seni, saya berusaha untuk membuka diri terhadap dorongan-dorongan yang muncul dari dalam hati. Menurut saya, pelukis siapapun, sebelum berkarya pasti diawali keinginan untuk mengungkapkan “sesuatu” yang muncul dari dalam hatinya. Tapi “sesuatu” ini tidak mudah untuk dimengerti. Bahkan kadang-kadang karena sesuatu sebab,“sesuatu” itu ditafsirkan tidak sesuai dengan yang ada dalam hatinya, bahkan bisa jauh sama sekali. “Sesuatu” itu yang saya sebut intuisi. Dan intuisi inilah merupakan refleksi dari gerak hidup naluri alam.

Memang bagi saya pribadi tidak mudah untuk menterjemahkan intuisi yang muncul secara tepat dan benar. Oleh sebab itu, dalam menvisualisasikan intuisi hanya sebatas menghadirkan impresinya saja. Sehingga masih perlu ditafsirkan lagi.


Dalam proses menvisualisasikan impresi dari intuisi, agar bisa mendekati tepat dan benar,saya berusaha untuk memperkaya referensi dengan cara mengenal sebanyak mungkin berbagai ragam bentuk dari berbagai etnik di setiap tempat dan segala jaman. Di samping itu, juga berusaha untuk sebanyak mungkin mengenal dan mempelajari berbagai macam gaya dan teknik pengungkapan. Entah itu melalui eksperimen dan eksplorasi yang saya kembangkan sendiri atau dengan cara melihat dan mempelajari gaya dan teknik yang pernah dihadirkan oleh seniman-seniman lain. Dengan semakin banyak referensi akan semakin mempermudah bagi naluri pribadi saya untuk memberikan tuntunan dalam penyusunan elemen-elemen suatu karya.


Bentuk, gaya, dan teknik pengungkapan merupakan elemen-elemen untuk membangun ruangan yang memberi impresi yang berasal dari intuisi. Oleh karena suatu karya adalah impresi, maka tidak perlu bagi saya untuk mempelajari dan memahami secara detail dan spesifik berbagai ragam bentuk etnis, atau gaya dan teknik dari seniman lain. Yang saya pinjam hanyalah nuansa dan spiritnya saja. Maksudnya, bahasa visual yang saya hadirkan tidak terikat pada makna, kaidah-kaidah baku atau idiom yang telah disepakati oleh suatu komunitas. Bahkan, yang lebih sering saya lakukan adalah mengadakan perubahan dan menciptakan bentuk-bentuk baru.


Dengan demikian, masing-masing saya karya tidak dibatasi oleh wilayah etnis, style, dan teknik tertentu. Ia bersifat multi-etnis, multi style, dan multi teknik. Menembus batas. Hal ini saya lakukan guna mendekati ketepatan dan kebenaran dalam membangun ruangan impresi untuk menterjemahkan intuisi-intuisi yang yang muncul. Untuk mempermudah penyusunan elemen-elemen tersebut, karya-karya saya kadang-kadang terbagi dalam panel-panel. Namun demikian, tidak semua wujud karya saya terbagi menjadi beberapa bidang atau panel yang cenderung meniadakan center of interest. Tidak sedikit juga yang berbentuk konvensional, yaitu berbentuk satu panel atau terdapat penonjolan obyek tertentu. Hal ini bisa terbentuk dengan sendirinya, bisa juga karena disengaja. Pada proses yang disengaja ini, disebabkan oleh dorongan intuisi yang sangat kuat dalam diri saya untuk menampilkan obyek atau adegan tertentu. Proses-proses kreatif seperti itu sesuai dengan konsep berkesenian saya yang tidak saya batasi pada kerangka yang sempit, tapi bebas dan terbuka terhadap intuisi yang muncul.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, dalam berkarya seni saya ibaratkan seperti membangun ruangan, maka masing-masing bidang memiliki peranan yang sama. Tidak ada bidang utama, juga tidak ada bidang penunjang. Demikian halnya dalam penyusunan elemen-elemen karya, elemen-elemen tersebut memiliki kedudukan yang sama atau tidak ada dominasi elemen tertentu atas elemen-elemen yang lain. Dominasi itu entah karena perbedaan warna yang mencolok, pengaburan pada elemen yang tidak diutamakan, atau karena yang lain. Menurut hemat saya, penonjolan elemen tertentu pada suatu komposisi sama halnya dengan mengeksploitasi dan membatasi pengamat dalam mengembangkan imajinasinya sendiri. Dengan melakukan peniadaan center of interest serta memperlakukan sama pada masing-masing elemen, merupakan suatu penghargaan terhadap pluralitas pengamat. Karena setiap orang pasti memiliki selera, latar belakang sosial-budaya, dan karakter yang berbeda-beda. Dengan demikian, dalam proses apresiasi, pengamat bisa berangkat dari mana saja. Bisa dari obyek, style, atau teknik yang paling menarik perhatiannya. Entry point ini bila membuat pesona bagi pengamat akan menstimuli perhatiannya untuk mengembara ke semua penjuru bidang karya. Dengan terciptanya proses komunikasi yang intens antara karya dan pengamat , di mana masing-masing pengamat pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, maka karya tersebut akan memberi peluang terjadinya multi-tafsir atau multi-interpretasi. Proses apresiasi ini pada akhirnya diharapkan akan memberi pengalaman estetis dan bermuara pada kesenangan, kedamaian, atau bahkan pencerahan batin.

Secara ideal, memang dalam proses apresiasi, apresiator harusnya membuang jauh-jauh pengalaman-pengalaman pribadi dan mengabaikan seleranya. Karya yang ada harus disikapi sebagai sesuatu yang independen, sebagaimana adanya, tidak perlu dikait-kaitkan dengan sesuatu di luar karya tersebut. Tetapi, bisakah setiap orang mampu bersikap seperti itu ? Dan dimana penghargaan manusia sebagai eksistensi ? Bagi saya, ukuran keberhasilan proses apresiasi terhadap suatu karya adalah seberapa jauh, seberapa lama, dan seberapa banyak pengamat yang bisa merasa akrab dengan karya tersebut.


Demikian pandangan seni yang sementara saya fahami. Dan tidak menutup kemungkinan akan berkembang seiring dengan perjalanan waktu dan gerak hidup dari naluri pribadi saya.

Terima kasih atas kunjungannya.

Salam damai dan sejahtera,
Wahyu Nugroho

= “IL LABIRINTO DEL MINOTAURO” Mostra personale di PAOLA DI DOMENICO

Time
Saturday, August 27 at 6:30pm - September 2 at 11:30pm

Location
Museo della civiltà Normanna, Ariano Irpino (AV)

Created By

ForAgendArte Studio.it

More Info
Inaugurazione sabato 27 agosto ore 18.30
dal 28 agosto al 2 settembre 2011
Museo della Civiltà Normanna
Ariano Irpino


Si inaugura sabato 27 agosto alle ore 18.30 , presso il Museo della Civiltà Normanna (castello) di Ariano Irpino, “Il labirinto del Minotauro”, mostra personale dell’artista Paola Di Domenico.La mostra curata da Massimiliano Alberico Grasso, organizzata dall’associazione MusArte in Movimento, patrocinata dal comune di Ariano Irpino , rientra nel progetto ArteSud, disegno di promozione e sviluppo della cultura e dell’arte nel Mezzogiorno.
Il labirinto del Minotauro è il progetto artistico condotto attualmente da Paola Di Domenico che ha origine nel settembre del 2009. Il nome accattivante, che darà vita alla ricerca, nasce dalla realizzazione di un murales denominato, appunto, Minotauro.
Questo lavoro, dalle dimensioni di 90x240cm , è un’opera del tutto originale con una resa finale, quella visiva, che riporta ad atmosfere mitologiche grazie al carattere drammatico del personaggio rappresentato. Le enormi dimensioni, l’istintività, la violenza e il carisma di cui l’opera è carica sono tangibili attraverso il tagliente getto di colore che, in qualche modo, spiazza, smarrisce, intriga ed affascina.
Il labirinto del Minotauro è costituito da circa una ventina di opere tutte di ispirazione mitologica; basti pensare ai nomi di alcuni lavori quali: Narciso, Minosse, Ermes, Icaro, Mileto.
La tela diventa un unicum con l’artista, un corpo a corpo viscerale, dove il colore diviene espressione di vita e lascia libero sfogo alle proprie emozioni, senza freni e legami. Un’ intimità assoluta fra uomo e materia.

Nelle opere di Paola Di Domenico non esistono forme definite: ci si trova a confrontarsi con l’astrattismo integrale. Elementi frutto del movimento, della gestualità, dell’atto in sé di compiere l’azione prendono vita, avendo come cuore pulsante il colore. Questo tipologia di lavoro rientra in quel filone così detto espressionismo astratto, rielaborato in chiave contemporanea, ma soprattutto elaborato attraverso un linguaggio segnico ed interpretativo dell’artista. Rappresentazioni quelle dell’artista riconoscibili alla vista, al tatto e a qualsiasi senso l’essere umano voglia porgere dinanzi ai suoi lavori intriganti, i quali si lasciano amare o odiare fin dal primo momento.
Un vezzo unico che, in un arco temporale ben definito, sfocia nel Labirinto del Minotauro. Dopo un’attenta e travagliata gestazione, l’impegno costante, la voglia di sperimentare, di ricercare, di approfondire, di migliorare, di raggiungere qualcuno o qualcosa attraverso il mito e la leggenda hanno ripagato l’artista e il suo arduo lavoro con un’interpretazione singolare, un impronta riconoscibile, una vera e propria autentica inconfondibile nel mondo dell’arte contemporanea.



SCHEDA TECNICA
Titolo della mostra: Il labirinto del Minotauro
Artista in mostra: Paola Di Domenico
A cura di: Massimiliano Alberico Grasso
Inaugurazione: sabato 27 agosto 2011 ore 18.30
Durata: fino al 2 settembre 2011
Dove: Museo della Civiltà Normanna ( castello ), Ariano Irpino (AV)
Info: Associazione MusArte in Movimento
musarteinmovimento@gmail.com

Ufficio stampa e relazioni esterne
AgendArte Studio.it
Mission Art
www.agendartestudio.it
agendartestudio@gmail.com
comunicatia.a.studio@gmail.com
3392710662

Senin, 29 Agustus 2011

= Posko P3k & Pemantauan Arus Mudik-Balik Hari Raya Idul Fitri 1432 H

Time
Friday, August 26 at 1:00pm - September 4 at 11:00pm

Location
Simpang Blok O, Ring Road Timur Jogjakarta

Created By

ForLOWO RESCUE INDONESIA

More Info
diitunggu partisipasinya bagi rekan-rekan semuanya.
Info lanjut : Lowo 260 Pak Aryadi (koord. posko) 149.660 Mhz Dup +279

Minggu, 28 Agustus 2011

=KAMPUNGKU KEMBALI BERTAKBIR

Time
Monday, August 29 · 7:00pm - 10:00pm

Location
sepanjang jalan utama RW 03 Ledok Tukangan,tegal panggung,danurejan,yogyakarta

Created By

ForLedok Tukangan RW mana aja

More Info
menampilkan karya-karya anak kampung Ledok Tukangan
#teater anak
#teater 17+
#perkusi
#fashion show
#pembacaan puisi
and many more...

PENASARAN ?? dateng aja ya...

Jumat, 26 Agustus 2011

="Bersama IRM Jambidan Kita Berbagi Kebahagiaan Kepada Sesama"

Time
Sunday, August 28 · 7:00am - 9:00pm

Location
Dusun Bendo, Krambil Sawit, Saptosari, GK

Created By

More Info
MARI BERBAGI KEBAHAGIAAN DI RAMADHAN YANG SUCI

"Bersama IRM Jambidan Kita Berbagi Kebahagiaan Kepada Sesama"

Kami Ikatan Remaja Muka,mmadiyah Jambidan Menerima Penitipan
1.Zakat Fitrah
2.Zakat Mal

akan kami salurkan :
t4 : Dusun Bendo, Krambil Sawit, Saptosari, GK
tanggal : 28 Agustus 2011

mohon bantuan dari teman2 semuanya untuk mempercayakan zakat anda kepada kami..

bagi yang ingin berpartisipasi kami siap untuk menjemput zakat anda dari rumah,kantor, lsm, lembaga.dsb

satu zakat anda sangat berarti bagi saudara-saudara kita disana.

terimakasih atas partisipasi saudara2 semua semoga menjadi amal ibadah bagi kita .amien

sekertariat gedung Dakwah Muhamadiyah Jambidan
jl plered km 4 jambidan banguntapan bantul YK

info hub :
njety 081 804 349 442
Galih 085643082999
Dian 081328669616

=SRAWUNG BATIK Sambut Lebaran

Time
Sunday, August 28 · 9:00am - 9:00pm

Location
Di City walk Slamet Riyadi (Depan RS DKT gendengan - Purwosari) Kota Surakarta (Surakarta)

Created By

More Info
Pameran, Promosi dan Apresiasi

=Dapatkan Gratis Fαcebook Hoodie / Sweater untuk 10000 Peserta pertama

Time
Tuesday, August 23 at 2:30pm - November 30 at 11:30pm

Location
Indonesia

Created By

More Info
Untuk berpartisipasi, Anda perlu melakukan hal berikut:

1. Klik " I'm Attending " atau " Saya Akan Hadir " tombol (kanan atas)

2.Klik " Undang Tamu " (kiri atas) tombol.
Undang semua teman-teman Anda ke acara ini.
Jika Anda melewatkan langkah ini, sistem tidak akan mendaftarkan Anda. Hal ini sangat penting.

3. " LIKE " halaman ini dibawah ini:

http://www.facebook.com/pages/BlackberryIndonesia-ҒacеЬоок-Sponsor/269688463041469

ANDA HARUS LIKE halaman untuk mendapatkan SWEATER GRATIS !

Setelah itu gabung ke:
http://www.facebook.com/groups/261077507249421


4. Tulis di dinding ukuran Fαcebook Hoodie / Sweater anda.
----------------------- -------------------------- --- -----

contoh: XL

Tersedia Ukuran: S - M - L - XL - XXL

Semua Fαcebook Hoodie / Sweater akan dikirim setelah acara mencapai 10000 peserta. (Akan dihubungi melaluli inbox masing-masing).

Disponsori oleh BerryBook Primex !

= JOGJA ANIMATIONS

kelas animasi sudah dimulai tgl 22 agustus 2011, jika berminat untuk gabung silahkan hub 0274-8042670

= Friend Requests FB KORAN JOGJA

Permintaan Pertemanan