Nabi
Aku mau apa ?
Mau apa aku dengan kebaikan-kebaikan yang aku terima ini ?
Kebanyakan orang hanya tahu kalau diriMu hanyalah sebagai oknum Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang. Tetapi aku merasakan lebih dari itu, Engkau begitu sangat akrab denganku, Engkau begitu suka menghibur diriku dengan segala hadiah-hadiah kenikmatan rohani yang tidak dapat dinilai dengan materi.
Aku terharu.
Ijin.
Bumi berputar, Matahari bercahaya, semua planet yang beredar di dalam garis edarnya hanya akan terjadi jika mendapat ijin dariMu.
Pertemuan dua jiwa pria wanita juga hanya akan terjadi jika mendapat ijin dariNya.
Bagaimana dengan pertemuan dirimu dengan Sang Nabi besar itu ?, apakah itu hanya fatamorgana serta imaginasi dari pikiran-pikiran yang tidak terkontrol ?, atau hanya khayalan yang tidak jelas asal muasalnya ?. Tapi bagaimana mungkin imaginasi itu bisa terjadi pada saaat diri sedang dalam keadaan "tidak sadar diri" ?, bagaimana jika memang Yang Maha Kuasa menghendaki hal tersebut terjadi ?
Pertemuan itu sangat nyata dan indah, ketika aku mencoba mengangkat harkat dan kehormatan sang oknum, bukan persetujuan yang aku terima tetapi kebesaran dan kedahsyatan jiwa yang luhur dari Sang Oknum yang diajarkan kepadaku, jiwa rendah hati yang tidak pamrih serta melakukan hal yang mulia merupakan ajaran hidup yang dia coba berikan kepadaku.
Aku telah berguru kepadamu meskipun hanya sekilas, tetapi pelajaran hidup yang telah membekas dihati akan terus kukenang sehingga akan selalu mengingatkan aku untuk tetap terus memperingatinya.
Salam
MAMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar