Pagi dan Senja
Time
LocationViaVia Jogja
Created By
More Info
Saturday, September 18 at 7:30pm - September 24 at 11:00pm
LocationViaVia Jogja
Jalan Prawirotaman 30
Jogjakarta, Indonesia
Created By
More Info
Pagi dan Senja
Sejarah, kesadaran , mimpi…
Yuni Bening adalah seorang perajin rajutan yang berasal dari daerah Temanggung, Jawa Tengah.
...Sejak kecil, Yuni menghabiskan waktu bersama teman-temannya untuk merajut. Tujuannya hanya untuk berbaur dengan teman, bermain dan mendapatkan uang saku. Korden, taplak, syal, baju bayi, sepatu bayi, kethu, atau topi bayi, jaket, blouse, adalah kerajinan tangan yang mungkin biasa saja. Namun dalam setiap rajutan yang terjalin, dapat dirasakan kehangatan yang tersalur.
Setelah terjebak dalam rutinitas kerja pabrik yang monoton. Kemudian pertemuannya dengan orang-orang di Jogja dan Solo, Yuni Bening kemudian menemukan kembali dunianya. Merajut. Sadar bahwa rajutan tidak melulu korden, taplak ataupun syal, Yuni berkreasi dalam karyanya, mereproduksi barang-barang fungsional menjadi lebih halus dan artistik.
Kini, melalui rajutan, Yuni “melukiskan” pikiran dan perasaannya. Yuni Bening bukan saja berkomunikasi dengan karya-karyanya, namun juga pada cara mendisplay, yang akan memperkuat sisi artistic rajutannya dan makna atas kegelisahannya pada yang terjadi di sekitarnya. Yuni, lewat PAGI DAN SENJA, dia berkisah sejarah, kesadaran, dan mimpinya pada dunia rajutan yang dicintainya, pada tradisi rajutan di desa asalnya, dan mimpinya pada dunianya yang terus bergerak.
Morning and Dusk
History,consciousness, dream…
Yuni Bening is a knitter coming from a small town in Central Java, called Temanggung.
As she was a small girl, Yuni spent much time with her friends for knitting. Killing time with friends at her age and getting some pocket money were Yuni and friends’ reasons. Curtains, tablecloths, scarves, baby clothes, baby shoes, a baby hat, jacket, blouse are some usual craft that you can easily find. But in every part of the knit, you could feel the warmth.
Once she was trapped in the monotonous routine in factory work. Then, her encounter with people in Yogyakarta and Solo leads Yuni Bening to rediscover his world. Knitting. Realizing that knitting is not always a matter of making curtain, tablecloth, or scarf, Yuni then puts all her creativity in her work and reproduces the functional goods to be more fine and artistic.
Now, through knitting, Yuni "describe" her thoughts and feelings. Yuni Bening does not only communicate with her works, but also on how to display. That will strengthen the artistic side of knitting and the meaning of anxiety in that occurred in the vicinity. Yuni, through the MORNING AND DUSK, recounts the history, consciousness, and dream in the knitting world she loves, the knitted traditions of her native village, and his dream in his world is constantly moving.
Sejarah, kesadaran , mimpi…
Yuni Bening adalah seorang perajin rajutan yang berasal dari daerah Temanggung, Jawa Tengah.
...Sejak kecil, Yuni menghabiskan waktu bersama teman-temannya untuk merajut. Tujuannya hanya untuk berbaur dengan teman, bermain dan mendapatkan uang saku. Korden, taplak, syal, baju bayi, sepatu bayi, kethu, atau topi bayi, jaket, blouse, adalah kerajinan tangan yang mungkin biasa saja. Namun dalam setiap rajutan yang terjalin, dapat dirasakan kehangatan yang tersalur.
Setelah terjebak dalam rutinitas kerja pabrik yang monoton. Kemudian pertemuannya dengan orang-orang di Jogja dan Solo, Yuni Bening kemudian menemukan kembali dunianya. Merajut. Sadar bahwa rajutan tidak melulu korden, taplak ataupun syal, Yuni berkreasi dalam karyanya, mereproduksi barang-barang fungsional menjadi lebih halus dan artistik.
Kini, melalui rajutan, Yuni “melukiskan” pikiran dan perasaannya. Yuni Bening bukan saja berkomunikasi dengan karya-karyanya, namun juga pada cara mendisplay, yang akan memperkuat sisi artistic rajutannya dan makna atas kegelisahannya pada yang terjadi di sekitarnya. Yuni, lewat PAGI DAN SENJA, dia berkisah sejarah, kesadaran, dan mimpinya pada dunia rajutan yang dicintainya, pada tradisi rajutan di desa asalnya, dan mimpinya pada dunianya yang terus bergerak.
Morning and Dusk
History,consciousness, dream…
Yuni Bening is a knitter coming from a small town in Central Java, called Temanggung.
As she was a small girl, Yuni spent much time with her friends for knitting. Killing time with friends at her age and getting some pocket money were Yuni and friends’ reasons. Curtains, tablecloths, scarves, baby clothes, baby shoes, a baby hat, jacket, blouse are some usual craft that you can easily find. But in every part of the knit, you could feel the warmth.
Once she was trapped in the monotonous routine in factory work. Then, her encounter with people in Yogyakarta and Solo leads Yuni Bening to rediscover his world. Knitting. Realizing that knitting is not always a matter of making curtain, tablecloth, or scarf, Yuni then puts all her creativity in her work and reproduces the functional goods to be more fine and artistic.
Now, through knitting, Yuni "describe" her thoughts and feelings. Yuni Bening does not only communicate with her works, but also on how to display. That will strengthen the artistic side of knitting and the meaning of anxiety in that occurred in the vicinity. Yuni, through the MORNING AND DUSK, recounts the history, consciousness, and dream in the knitting world she loves, the knitted traditions of her native village, and his dream in his world is constantly moving.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar