Sabtu, 27 November 2010

=Sandyakala Sastra #5

Time
Monday, November 29 · 6:00pm - 9:00pm

LocationBentara Budaya Bali
Jl. Prof. IB. Mantra No. 88 A (byPass) Ketewel, Gianyar, Bali
Denpasar, Indonesia

Created By

More Info
Sandyakala sastra #5
Senin, 29 November 2010 pukul 18.00 wita - selesai

Sandyakala Sastra kali ini menghadirkan dua penulis berbahasa Bali, dari dua generasi yang berbeda latar sosialnya. Wayan Sadha(62) dan Ida Bagus Wayan Widiasa Keninten (43).

Wayan Sadha adalah seniman otodidak. Dilahirkan di Jimbaran, 29 Juli 1948, pendidikan resminya hanya sempat ditempuh hingga kelas dua Sekolah Rakyat. Orang tuanya nelayan tak mampu membiayai sekolahnya. Sebelum dikenal sebagai sastrawan dan kartunis dengan karya yang unik dank has, ia pernah menjadi pedagang kayu bakar, penjual ikan, nelayan, sebelum kemudian menjadi fotografer keliling. Lantaran foto-fotonya dinilai berbobot jurnalistik, ia direkrut menjadi wartawan foto. Sejak itu Sadha diam-diam belajar menulis dari berita-berita dan buku-buku milik para sahabatnya. Lahirlah dari tangannya, cerpen-cerpen berbahasa Bali dengan tema nyeleneh, penuh humor sarkastik, dimana tokoh-tokohnya mencerminkan problematik masyarakat proletar Bali yang terpinggirkan. Sadha dikenal juga sebagai kartunis, tokoh rekaannya adalah seekor anjing bernama Sompret, dimuat berbagai media seperti Archipelago, English Corner, Bali Echo, Harian Nusa, Sarad, Taksu, dll. Sadha juga pernah diundang pameran bersama Prakarti antara lain di ARMA Museum Ubud, Bali Biennale, dll. Kartun karya Sadha juga telah diterbitkan dalam buku tiga bahasa (Bali-Indonesia-Inggris) berjudul The Dog of Bali. Kumpulan cerpen yang pertama, Leak Pemoroan, diterbitkan Balai Bahasa Denpasar, memperoleh penghargaan prestisius yaitu Hadiah Sastra Rencagé 2010. Anugerah ini diberikan oleh Yayasan Kebudayaan Rencagé pimpinan Ajip Rosidi, dan hingga kini telah berlangsung selama 22 tahun, diberikan kepada para seniman dengan karya unggul dalam bahasa Sunda, Jawa, Bali serta Lampung. Kini ia tengah menyelesaikan sebuah novel.

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Karangasem, 20 Januari 1967 tepatnya di Gria Gelumpang anak dari Ida Made Wirya dengan Ida Ayu Wayan Raka (keduanya sudah almarhum). Sekarang, bekerja sebagai guru di SMAN 2 Amlapura dan sedang mengikuti S2 Linguistik Universitas Udayana. Keniten adalah pengarang berbahasa Bali dan Indonesia yang terbilang produktif menulis puisi, cerita anak, cerpen dan esai sastra. Karya-karyanya bukan hanya memperlihatkan sisi kehidupan masyarakat Bali yang diliputi ketegangan antara adat istiadat dan perubahan social akibat kehadiran pariwisata dengan segala problematiknya, melainkan menggarap pula tema-tema baru dengan gaya penuturan yang absurd serta anti realis. Kumpulan cerpennya yang pertama Buduh Nglawang (Orang Gila Menari-nari) diterbitkan oleh Sanggar Buratwangi langsung menarik perhatian public serta dianugerahi Hadiah Sastra Rancagé tahun 2006. Dalam karya berikutnya Bangké Matah (Mayat Baru), Keniten juga memperlihatkan kematangannya dalam bertutur. Tokoh-tokoh cerpennya memiliki karakter yang kuat serta merefleksikan pergulatan batin yang mencekam. Latar yang ditampilkan bukanlah merujuk pada penggambaran kenyataan sosial sehari-hari, melainkan kemelut batin dari pribadi-pribadi yang traumatis. Karyanya yang lain adalah Warisan Jagal dan novelette Kania, karya ayng siap untuk diterbitkan kumpulan cerpen Kuda Putih berbahasa Indonesia dan kumpulan puisi berbahasa Bali Sabdaning Sepi. Meraih berbagai juara penulisan nasional dan lokal, juara keempat dalam penulisan cerpen tingkat nasional dengan cerpen Cinta di Balik Belenggu Kasta (2001) dan pernah diundang dalam Ubud Writers and Readers Festival.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar