Sabtu, 14 Agustus 2010

= Mendaras Puisi



Mendaras Puisi

Time
August 19 · 8:00pm - 10:00pm

LocationTeater Salihara
Jl. Salihara no.16 Pasar Minggu, Pejaten Barat (dekat UNAS)
Jakarta, Indonesia

Created By

More Info
Mendaras Puisi
Teater Salihara

Mendaras Puisi
Acep Zamzam Noor, D Zawawi Imron, Joko Pinurbo, Remy Sylado
Teater Salihara | Terbuka untuk umum
Pendaftaran selambatnya 18 Agustus 2010, melalui dita@salihara.org

Iman adalah salah satu ilham utama dalam kesusastraan. Kerap kali sastrawan Nusantara digerakkan oleh tawaran kebenaran agama. Tapi agama tak selalu menjadi panglima atas karya. Sebagian penyair menghidupkan latar belakang agamanya sebagai bahan alamiah bagi sajak-sajaknya, tanpa pretensi berdakwah. Di sini, khazanah keagamaan pun lebih merupakan kekayaan ketimbang dogma. Dalam program bulan puasa ini, Komunitas Salihara menampilkan acara baca puisi oleh empat penyair papan atas Nusantara, yang menggarap tradisi keagamaan tempat mereka lahir dan tumbuh, tanpa menundukkan sastra di kaki panglima agama.
Acep Zamzam Noor lahir di keluarga pengelola Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Selepas SMA di lingkungan pesantren, ia melanjutkan pendidikan ke Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Sebagai pelukis dan sastrawan, ia telah melanglang buana. Acep dikenal akan kelincahannya dalam menarikan tema-tema urban maupun pesantren, religius maupun sekular.
D Zawawi Imron mengalami pendidikan Sekolah Rakyat di era penjajahan, lalu melanjutkan ke Pesantren Lambicabbi, Gapura, Sumenep. Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Ilalang mengilhami sutradara Garin Nugroho membuat film layar lebar dengan judul sama. Ia mendapat beberapa penghargaan bagi karyanya yang sangat kental dengan religiusitas Islami tanpa kehilangan humor.
Joko Pinurbo pernah mengenyam pendidikan calon pastor di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang. Ia melanjutkan ke IKIP Sanata Dharma Yogyakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Puisi-puisi Jokpin sarat dengan suasana keagamaan dalam ruang-ruang intim dan domestik, yang hadir dalam ironi.
Remy Sylado adalah seniman serba-bisa. Ia dikenang sebagai pelopor gerakan ”Puisi Mbeling” di tahun 70-an, suatu aliran puisi yang memberontak terhadap kaidah estetika sebelumnya. Ia mengenal bahasa-bahasa alkitab – Arab, Ibrani, Yunani – di Seminari Theologia Baptis Semarang, yang mengantarnya pada pemahamaan teks-teks religius. Meski demikian, ”mbeling” atau nakal dan menyempal selalu lekat dalam penggarapan khazanah keagamaan dalam karyanya.

==========================================

Poetry Reading
Salihara Theater

Thursday, August 19, 2010, 08:00 PM
Poetry Reading
Acep Zamzam Noor, D Zawawi Imron, Joko Pinurbo, Remy Sylado
Teater Salihara
Open to the public | Register by 18, 2010 by contacting dita@salihara.org

Faith is one of the main inspirations in literature. Often Indonesian writers are moved by the truth religion offers, but their work is not always controlled by the authority of religion. Some poets revive their religious backgrounds as natural material for their poems, without making the pretense of preaching. Their religious vocabulary is then more of a resource rather than dogma. In the program for this year’s fasting month of Ramadan, Komunitas Salihara presents a poetry reading by four leading Indonesian poets who work with the religious traditions in which they were born and raised, without making their literature bow to religious commands.
Acep Zamzam Noor was born into the family who run the Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, West Java. After graduating from high school within the pesantren community, he continued his studies in the Painting Department of the School of Art and Design at the Bandung Institute of Technology. He has traveled widely as a painter and writer. Acep is known for his facility in drawing themes from urban as well as pesantren life, from the religious as well as the secular.
D Zawawi Imron was educated in the Sekolah Rakyat (People’s School) during the colonial era and then continued in the Pesantren Lambicabbi, Gapura, Sumenep. His collection of poetry Bulan Tertusik Ilalang inspired director Garin Nugroho’s film with the same title. He has received awards for his work which is deeply Islamic without losing its sense of humor.
Joko Pinurbo attended school as a pastoral candidate at the Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang. He continued his studies at IKIP Sanata Dharma Yogyakarta in the Department of Language Education and Indonesian Literature. Jokpin’s poetry is full of a religious atmosphere in intimate and domestic spaces, being there with a sense of irony.
Remy Sylado is a multi-talented artist. He is known as a leader of the “Puisi Mbeling” movement of the 70s, a movement rebelling against the existing esthetic values. He learned the languages of the scriptures—Arab, Hebrew, Greek—in Seminari Theologia Baptis Semarang, which led to his understanding of religious texts. Nonetheless, labels of “mbeling” or naughty and rebellious always stick to his writings in which he works with religious vocabulary.

The readings will be performed in Indonesian.

==========================================

Informasi Acara & Tiket Pertunjukan

Informasi acara & reservasi tiket (kecuali pameran)
021-789-1202, 0817-077-1913
0857-193-111-50, 0812-8184-5500, 021-9974-5934
melan@salihara.org, dita@salihara.org
Informasi pameran & Galeri Salihara
021-9619-2632, ipiet@salihara.org

Pemesanan dapat dilakukan melalui telepon, SMS, dan/atau online diwww.salihara.org
Pembayaran dapat dilakukan secara langsung di loket Salihara, atau transfer/setor ke BCA No. 450-30-17108 a.n. Yay. Utan Kayu.
Pembayaran melalui transfer dianggap sah setelah bukti transfer difaks ke 021-781-8849. Bukti transfer asli wajib ditunjukkan saat mengambil tiket.
Pemesanan tiket yang tidak dilunasi dalam 3 hari akan dianggap batal.
Pemesanan tiket pertunjukan ditutup pada hari H-2 pukul 17:00 WIB. Setelah itu, loket Salihara hanya melayani pembelian secara langsung.
Pelajar/Mahasiswa yang ingin mendapatkan tiket harga khusus wajib membawa kartu pelajar/mahasiswa.
Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.
Pers yang ingin meliput wajib memberi konfirmasi maksimal hari H-1 pukul 17:00 WIB, karena jumlah tiket pers sangat terbatas.

Waktu Operasional
Waktu operasional untuk seluruh komunikasi dan Loket Salihara
Senin-Jumat, 09:00-17:00 WIB
Sabtu, 16:00-19:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup, kecuali ada acara
Bila ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB
Waktu operasional khusus pameran
Senin-Sabtu, 11:00-20:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar